Oleh: Riska Anggraini
Amir Hamzah merupakan seorang penyair religius Islam angkatan Pujangga Baru. Ia turut mendirikan majalah sastra Pujangga Baru pada tahun 1932. Karyanya diterbitkan dalam dua koleksi yaitu "Nyanyi Sunyi" tahun 1937 dan "Buah Rindu" tahun 1941 dalam Pujangga Baru kemudian diterbitkan sebagai buku yang berisi kumpulan puisi.
Salah satu karya yang disertakan dalam koleksinya "Nyanyi Sunyi" adalah puisi berjudul Padamu Jua. Ciri-ciri puisi pada angkatan Pujangga Baru, yaitu:
- Puisinya berbentuk baru, bukan pantun dan syair lagi.
- Mengekspresikan perasaan.
- Menggunakan pilihan kata yang indah.
- Bentuknya lebih bebas daripada puisi lama.
- Temanya mencakup masalah yang kompleks tidak hanya tentang adat kawin paksa.
Padamu Jua
Karya: Amir Hamzah
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Dimana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu – bukan giliranku
Mati hari – bukan kawanku
Puisi terdiri dari tujuh bait yang berisi empat baris ini hingga sekarang masih sangat diperhitingkan. Terbit perdana pada November 1937 dengan ciri-ciri yaitu, sangat dipengaruhi agama islam dan adat istiadat Melayu, bertemakan kekecewakan, kerinduan, dan masih difokuskan pada tema-tema keagamaan. Isi dari puisi Padamu Jua yaitu penyair menggambarkan perasaannya dengan jelas. Menggambarkan pergulatan batin kekecewaan akan duniawi dan kerinduan terhadap tuhannya.
Amanat yang terkandung dalam puisi Padamu Jua yaitu: a) kebahagiaan dunia hanyalah sementara, jadi jangan terlalu memikirkan duniawi, b) mendekatlah kepada Tuhan yang selalu memberi kita pertolongan, c) Jangan berharap selain kepada Tuhan, karena pada akhirnya semua akan kembali kepada kehendak-Nya
0 Komentar