PRABANGKARANEWS.NET || Jakarta
– Oknum penyidik Bareskrim Mabes Polri, AKBP Dr. Binsan Simorangkir,
SH, MH diduga akhirnya digeser dari posisi sebagai penyidik tindak
Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri. Setidaknya, tugas yang
bersangkutan sebagai penyidik pada kasus yang sedang ditanganinya selama
ini, yang melibatkan pengusaha batu bata ringan (hebel) di Cikande,
Serang, Banten, itu telah diambil alih penyidik Bareskrim lainnya.
Sangat
mungkin hal tersebut terjadi sebagai dampak dari terbongkarnya perilaku
buruk oknum penyidik Binsan Simorangkir tersebut, yakni melakukan
pungli (baca: memalak) terhadap pengusaha di Cikande itu (1). Posisinya
di kasus ini kini digantikan oleh AKBP Asri Effendi, SIK.
Dari
sumber informasi terpercaya yang masuk ke redaksi media ini, sang oknum
penyidik itu sempat mendatangi korban kriminalisasi berinisial LH yang
ditanganinya, menyatakan menyesal sambil berurai air mata dengan apa
yang telah terjadi. Oknum penyidik tersebut terlihat pasrah, di
penghujung karirnya sebagai polisi, ia harus diberitakan secara massif
tentang perilaku malak bermodus penanganan kasus dengan barang bukti
ruko tiga pintu di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, awal desember 2020 lalu
(2).
Merespon dampak pemberitaan yang menyajikan hasil
investigasi Tim Cacing Tanah PPWI terhadap kebobrokan oknum penyidik
Bareskrim Mabes Polri tersebut, Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke, S.Pd,
M.Sc, MA, menyatakan sungguh prihatin dan merasa sedih atas nasib yang
bersangkutan. “Kita semua pasti sudah bisa menduga akan akibat
penyalahgunaan wewenang, apalagi hingga merugikan masyarakat. Tapi, saya
merasa prihatin dan sedih juga, akibat pemberitaan yang berisi hasil
investigasi lapangan tim kita terkait perilaku oknum tersebut, akhirnya
Pak Binsan terkena sanksi di internalnya,” ungkap Alumni PPRA-48
Lemhannas tahun 2012 itu, Sabtu, 12 Desember 2020.
Sebagai wujud
rasa simpatinya atas nasib AKBP Binsan Simorangkir itu, Wilson
menyarankan agar sang oknum penyidik ini segera introspeksi diri dan
memperbaiki pola pikir, sikap, dan perilakunya sebagai aparat polisi ke
masa depan. “Walaupun masa kerja sebagai polisi mungkin sudah tidak
berapa lama lagi, namun tidak ada kata terlambat untuk melakukan
evaluasi diri dan memperbaiki hal-hal yang tidak pantas dan tidak patut
di masa mendatang. Pak Binsan dapat menjadi contoh tauladan bagi para
juniornya agar tidak terperosok pada jurang yang sama seperti dia. Lebih
baik bekerja dengan tenang, jalankan tugas pokok dan fungsi sebagai
aparat polisi yang benar,” jelas Wilson yang merupakan guru jurnalistik
bagi ribuan anggota Polri, TNI, mahasiswa, guru, PNS, wartawan, ormas,
dan berbagai elemen masyarakat lainnya itu.
Apalagi, lanjut
Wilson, AKBP Binsan Simorangkir adalah juga seorang dosen Fakultas Hukum
di sebuah universitas ternama di Jakarta. “Jadi, kesempatan untuk
memberikan tauladan sebagai penegak keadilan, baik sebagai polisi,
melalui praktek kepengacaraan, maupun sebagai pendidik, masih sangat
terbuka lebar. Saya mendorong yang bersangkutan jangan putus asa, hadapi
saja dengan hati yang tulus dan ikhlas, dan terpenting adalah melakukan
perobahan dalam sikap serta perilaku ke depannya,” saran Wilson yang
menyelesaikan program pasca sarjananya di bidang Global Ethics di
Birmingham University, Inggris, belasan tahun silam itu.
Terkait
perilaku pungli berkedok penanganan kasus di Bareskrim Polri yang
dilakukan oknum tersebut, Wilson juga menitipkan saran agar yang
bersangkutan tidak ragu mengungkapkan dugaan jaringan pungli berjamaah
yang terjadi di sana, khususnya dalam kasus pengusaha batu hebel di
Cikande, Banten ini. “Itu sudah menjadi rahasia umum, beliau ini sangat
mungkin tidak kerja sendiri. Informasi yang masuk ke saya, Pak Binsan
sering mengatakan bahwa beliau ditekan dari atas, dari pimpinan.
Pertanyaannya, mengapa pimpinan menekan-nekan penyidik dalam kasus yang
sebenarnya merupakan kasus perdata ini? Pertanyaan lanjutannya, kalau
penyidik dapat ruko tiga pintu di Bogor, pimpinan yang menekan-nekan itu
diduga dapat apa? Apalagi kita tahu, sipelapor dalam kasus ini,
Mimiyetti Layani, adalah pemilik Perusahaan Kopi Kapal Api, yang
kekayaannya berlimpah ruah. Jadi saran saya ke Pak Binsan, ungkap dong
para ‘orang atas’ yang dapat diduga berbasah-basah di atas sana.
Dugaan-dugaan ini sudah saya sampaikan juga ke Wadir Tipideksus, Kombes
Whisnu, ketika kita diundang diskusi di kantornya beberapa waktu lalu
(3),” ujar pria yang juga menjabat sebagai Presiden Persaudaraan
Indonesia Sahara Maroko (Persisma) ini serius.
Lulusan pasca
sarjana bidang Applied Ethics dari Utrecht University, Belanda, ini juga
menyampaikan saran kepada para petinggi Polri, terutama di jajaran
Bareskrim, agar mulailah berbenah diri, tinggalkan perilaku
menyalahgunakan wewenang dan menyengsarakan rakyat melalui UUD
(ujung-unjungya duit) dan KUHP (kasih uang habis perkara). “Ayolah,
mulailah introspeksi diri dan perbaiki kinerja sesuai aturan yang sudah
ditetapkan. Kita berusaha sekuat tenaga membangun kepercayaan publik
terhadap institusi negara, terutama Polri sebagai garda terdepan dalam
melayani, melindungi, dan mengayomi warga. Usaha itu tidak mungkin
berhasil, bahkan kepercayaan masyarakat kepada Polri semakin hancur jika
personil-personilnya, dari atas hingga di level paling bawah, tidak
promoter,” pungkas Alumni Program Persahabatan Indonesia – Jepang Abad
21 itu penuh harap. (APL/Red)
Catatan:
(1) Pak Kapolri,
Ada Oknum Penyidik di Bareskrim Nyambi Jadi Pemalak;
https://pewarta-indonesia.com/2020/11/pak-kapolri-ada-oknum-penyidik-di-bareskrim-nyambi-jadi-pemalak/
(2)
Pak Kapolri, AKBP Binsan Simorangkir Palak Warga, Ini Hasilnya;
https://pewarta-indonesia.com/2020/11/pak-kapolri-akbp-binsan-simorangkir-palak-warga-ini-hasilnya/
(3)
PPWI Bertemu Pejabat Bareskrim, Wadirtipideksus: Binsan Simorangkir
Akan Ditindak Tegas;
https://pewarta-indonesia.com/2020/12/ppwi-bertemu-pejabat-bareskrim-wadirtipideksus-binsan-simorangkir-akan-ditindak-tegas/
0 Komentar